Text copied!
CopyCompare
Perjanjian Baru dalam Terjemahan Sederhana Indonesia Edisi Kedua - Pengkhotbah

Pengkhotbah 6

Help us?
Click on verse(s) to share them!
1Aku sudah melihat ada satu kenyataan yang sangat menyedihkan dan menekan batin manusia di bumi ini:
2Allah membuat seseorang kaya raya dan terhormat sampai dia tidak kekurangan apa pun, tetapi Allah tidak mengizinkan dia menikmati kekayaannya itu. Pada akhirnya orang lainlah yang menikmatinya! Kemalangan dan kesia-siaan ini sangat menyedihkan.
3Meskipun ada orang kaya yang memiliki seratus anak, dan dia hidup lama sampai sangat tua, tetapi kalau kekayaannya itu tidak membuat dia puas, dan kalau waktu dia mati tidak dikuburkan dengan cara yang layak, maka aku berkata, “Jauh lebih baik jika dia sudah mati pada waktu dilahirkan!”
4Sebab kelahiran bayi yang sudah mati tidak ada artinya. Langsung saja dia masuk ke dalam kegelapan kuburannya. Bahkan dia tidak perlu memiliki nama.
5Walaupun dia tidak pernah melihat cahaya matahari dan tidak tahu apa-apa tentang kehidupan manusia di dunia ini, dia bisa istirahat dengan lebih tenang daripada orang kaya tersebut.
6Biarpun orang kaya itu hidup sampai dua ribu tahun, tetapi kalau tidak menikmati kekayaannya itu, maka semuanya itu percuma saja! Karena akhir hidup selalu sama, yaitu mengalami kematian.
7Kita bekerja dengan susah payah supaya mendapat sesuatu untuk dimakan, tetapi tetap saja tidak pernah merasa puas!
8Jadi baik orang bijak maupun orang bebal tidak ada bedanya! Ada orang miskin yang berperilaku baik di hadapan orang, tetapi perilaku baiknya itu tidak punya manfaat apa-apa. Sebab pada akhirnya sesudah mati, mereka semua tidak ada bedanya.
9Ya, lebih baik menikmati apa yang ada padamu, daripada menginginkan sesuatu yang tidak kamu miliki. Semuanya itu sia-sia— sama seperti orang yang berusaha menjaring angin!
10Segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan oleh Allah sejak mulanya. Kita hanya manusia yang lemah, dan tidak pantas untuk membantah Allah Pencipta kita.
11Semakin kita berbantah-bantahan tentang nasib kita, semakin sia-sia perkataan kita. Percuma!
12Dalam waktu hidup yang sementara dan sia-sia ini, tidak seorang pun yang mengetahui cara hidup yang paling baik. Sebab tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di dunia ini sesudah dia mati.