Text copied!
CopyCompare
Perjanjian Baru dalam Terjemahan Sederhana Indonesia Edisi Kedua - Lukas

Lukas 1

Help us?
Click on verse(s) to share them!
1Kepada yang terhormat Bapak Teofilus. Banyak orang sudah berusaha menuliskan laporan tentang berbagai peristiwa yang terjadi di antara kita.
2Mereka menuliskan laporan mereka sesuai dengan apa yang sudah diceritakan oleh orang-orang yang menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa itu dari sejak awal. Para saksi mata itu sudah melayani Tuhan dengan memberitakan kabar itu ke mana-mana.
3Jadi, karena sejak awal saya sudah selidiki semua peristiwa itu dengan teliti dari para saksi mata, maka saya berpikir, “Sebaiknya saya menuliskan laporannya secara teratur untuk Bapak Teofilus.”
4Dengan begitu, Bapak mengetahui bahwa apa yang diajarkan kepada Bapak adalah benar sekali.
5Pada waktu Herodes memerintah sebagai raja di provinsi Yudea di bawah pemerintahan raja agung di Roma, ada seorang imam bernama Zakaria. Dia adalah salah satu anggota dalam kelompok imam yang bernama kelompok Abia. Istrinya bernama Elisabet. Dia juga berasal dari keturunan Harun— imam yang pertama.
6Kehidupan Zakaria dan istrinya menyenangkan hati Allah, karena mereka selalu hidup benar menurut kemauan Allah— yaitu selalu menaati semua perintah dan peraturan TUHAN tanpa kesalahan.
7Tetapi mereka tidak mempunyai anak karena Elisabet mandul, dan mereka juga sudah sangat tua.
8Pada suatu hari ketika kelompok Abia mendapat giliran untuk melayani di Rumah Allah, Zakaria menjalankan tugasnya sebagai imam di hadapan Allah.
9Dan seperti kebiasaan para imam, mereka membuang undi untuk mengetahui siapa yang akan membakar kemenyan di bagian Rumah Allah yang bernama Ruang Kudus. Dan ternyata Zakaria yang terpilih untuk tugas itu.
10Ketika tiba waktunya untuk pembakaran kemenyan dan Zakaria sudah masuk ke dalam Ruang Kudus, sesuai kebiasaan jam berdoa, di luar di teras Rumah Allah banyak sekali orang sedang berdoa.
11Lalu tiba-tiba dia melihat malaikat berdiri di sebelah kanan mezbah yang adalah tempat untuk membakar kemenyan.
12Ketika Zakaria melihat malaikat itu, dia terkejut dan takut sekali.
13Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, “Jangan takut, Zakaria. Allah sudah mendengar doamu: Istrimu Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu. Hendaklah kamu menamakan dia Yohanes.
14Kamu akan bergembira dan bahagia karena anakmu itu, dan banyak orang juga akan turut bergembira karena kelahirannya.
15Karena dia akan menjadi orang yang agung di hadapan Allah. Sebagai tanda dia dikhususkan bagi Allah, dia tidak boleh minum anggur atau minuman keras lainnya. Dia akan selalu dipenuhi oleh Roh Kudus— bahkan sejak dalam kandungan ibunya.
16Dia akan membimbing banyak orang Israel supaya mereka kembali kepada TUHAN— Allah mereka.
17Dia akan menyiapkan umat Allah sebelum kedatangan Tuhan ke dunia ini. Roh Allah akan memberikan kuasa kepadanya untuk bisa bekerja seperti Nabi Elia. Akibat pelayanannya, orang tua akan mengasihi anak-anak mereka kembali. Dan dia akan membimbing orang-orang yang tidak taat kepada TUHAN menjadi taat kembali. Dan cara berpikir mereka menjadi bijaksana kembali, sehingga mereka mau hidup benar.”
18Lalu Zakaria berkata kepada malaikat itu, “Bagaimana saya bisa yakin bahwa apa yang engkau katakan itu benar-benar akan terjadi? Saya dan istri saya sudah terlalu tua untuk bisa mendapatkan anak kandung!”

19Dan malaikat itu menjawab, “Nama saya Gabriel. Saya selalu berdiri di hadapan Allah dan selalu siap membawa berita-Nya. Dialah yang menyuruh saya untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.
20Dengarlah! Apa yang sudah saya sampaikan kepadamu pasti akan terjadi pada waktunya. Tetapi karena kamu tidak percaya kata-kata saya, maka kamu akan menjadi bisu dan tidak bisa bicara sampai pada saat semua ini menjadi kenyataan.”
21Sementara itu, orang banyak itu masih menanti-nantikan Zakaria di luar. Mereka heran karena dia begitu lama di dalam Ruang Kudus.
22Ketika dia keluar, dia sudah menjadi bisu dan tidak bisa lagi berbicara kepada mereka. Dia hanya bisa memberi tanda dengan tangannya kepada mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa dia sudah mendapat penglihatan di dalam Ruang Kudus.
23Sesudah selesai giliran bertugas, Zakaria pulang ke rumahnya di desa.
24Tidak lama kemudian istrinya Elisabet hamil. Selama lima bulan Elisabet tidak ke mana-mana dan tidak menampakkan dirinya kepada orang-orang,
25karena dia berpikir “Sudah begitu lama orang-orang menghina saya karena mandul, tetapi akhirnya TUHAN mengasihani saya. Jadi biarlah orang-orang tahu bahwa saya sudah hamil ketika mereka melihat saya!”
26Ketika Elisabet hamil enam bulan, Allah mengutus malaikat Gabriel kepada seorang perawan muda bernama Maria yang tinggal di kota Nazaret di provinsi Galilea. Maria bertunangan dengan Yusuf— seorang keturunan Daud.
28Begitu malaikat itu sampai, dia berkata, “Salam! TUHAN sungguh baik hati kepadamu. Dia menyertaimu!”
29Maria sangat terkejut mendengar perkataan malaikat itu dan bertanya-tanya dalam hatinya tentang arti salam itu.
30Lalu malaikat itu berkata lagi kepadanya, “Jangan takut Maria. Allah sangat baik hati kepadamu.
31Dengarkanlah! Kamu akan hamil dan melahirkan seorang Anak laki-laki. Hendaklah kamu menamakan Dia Yesus.
32Dia akan menjadi Orang Agung dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan TUHAN Allah akan mengangkat Dia menjadi Raja seperti Daud— nenek moyang-Nya.
33Dan sampai selamanya Dia akan memerintah orang Yahudi— yaitu keturunan Yakub. Dan kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir.”
34Lalu Maria berkata kepada malaikat itu, “Wah! Bagaimana mungkin semua hal itu akan terjadi?! Karena saya masih perawan.”
35Dan malaikat itu menjawab, “Roh Kudus akan datang kepadamu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan datang ke atas kamu, sehingga Anak kudus yang kamu lahirkan itu akan disebut Anak Allah.
36Juga, saudarimu Elisabet sedang hamil enam bulan dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, padahal dia sudah tua sekali dan orang-orang berkata bahwa dia mandul.
37Karena bagi Allah tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.”

38Kata Maria, “Saya ini hamba TUHAN yang hina. Apa yang engkau katakan itu hendaklah terjadi kepada saya.” Lalu malaikat itu pergi meninggalkan dia.
39Tidak lama kemudian, dengan buru-buru Maria bersiap-siap dan pergi ke sebuah desa di daerah pegunungan di provinsi Yudea
40untuk mengunjungi Elisabet dan Zakaria. Ketika Maria memasuki rumah mereka, dia mengucapkan salam kepada Elisabet.
41Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria itu, anak dalam kandungan Elisabet menendang-nendang kesenangan. Kemudian Elisabet dipenuhi Roh Kudus.
42Dengan suara keras dia berbicara, “Maria, kamulah perempuan yang paling diberkati Allah di antara semua perempuan! Dan Anak yang ada dalam kandunganmu sekarang juga sangat diberkati!
43Sekarang saya sungguh mendapat kehormatan besar, karena ibu yang akan melahirkan Tuhan saya datang mengunjungi saya.
44Karena begitu saya dengar salam darimu, anak dalam kandungan saya menendang-nendang dengan senang.
45Betapa bahagianya kamu, karena kamu percaya bahwa apa yang TUHAN katakan kepadamu akan ditepati!”
46Kemudian Maria berkata, “Saya memuji TUHAN Allah dengan segenap hati saya,
47dan saya sangat bersukacita karena Allah adalah Penyelamat saya.
48Karena Dia sudah memperhatikan saya, walaupun saya ini seorang hamba TUHAN yang hina. Jadi mulai sekarang dan sampai seterusnya semua orang akan mengingat betapa TUHAN memberkati saya.
49Karena Yang Mahakuasa sudah melakukan hal-hal yang luar biasa untuk saya. Pujilah Allah, karena Dia kudus!
50Dan dari zaman ke zaman, Allah selalu mengasihani semua orang yang takut dan hormat kepada-Nya.
51Zaman sekarang seperti zaman dulu, Allah sekali lagi sudah mulai mengulurkan tangan-Nya dan menunjukkan kuasa-Nya. Di zaman dulu Dia mencerai-beraikan orang-orang yang tinggi hati dan mengacaukan semua rencana mereka.
52Di zaman dulu juga Allah sudah menurunkan raja-raja dari jabatan mereka, dan Dia meninggikan orang-orang yang rendah hati.
53Dan di zaman dulu Allah pernah memberi makanan yang enak kepada orang-orang lapar sampai kenyang, tetapi Dia menyuruh orang-orang kaya pergi dengan tangan kosong.
54Jadi, sekali lagi seperti zaman dulu, Allah sedang menolong Israel— yaitu umat pilihan-Nya, supaya kita sungguh-sungguh melayani Dia. Dia tidak lupa akan janji-Nya untuk mengasihani kita—
55seperti janji-Nya kepada para nenek moyang kita, mulai dari Abraham sampai kepada kita keturunannya sampai selama-lamanya.”

56Maria tinggal bersama Elisabet kira-kira tiga bulan lamanya, lalu dia pulang ke Nazaret.
57Ketika sudah cukup bulannya, Elisabet melahirkan. Dia melahirkan seorang anak laki-laki.
58Lalu para tetangga dan keluarganya mendengar bahwa TUHAN begitu mengasihani Elisabet, dan mereka turut bersukacita bersama dia.
59Ketika anak itu sudah berumur seminggu, banyak tamu yang datang menghadiri acara sunatan untuk anak itu. Mereka mau memberi nama Zakaria kepadanya— sesuai dengan nama bapaknya.
60Tetapi Elisabet berkata, “Tidak! Dia harus diberi nama Yohanes.”
61Lalu mereka menjawab, “Tetapi tidak ada keluarga kalian berdua yang mempunyai nama itu!”
62Kemudian mereka memberi tanda kepada bapak anak itu untuk bertanya begini, “Bapak mau memberi nama apa kepadanya?”
63Dan Zakaria minta sebuah batu tulis, lalu menulis, “Namanya Yohanes.” Maka mereka semua heran.
64Dan saat itu juga Zakaria dapat berbicara kembali, dan dia mulai memuji Allah.
65Tetangga mereka semua menjadi heran dan takut, dan kabar tentang semua kejadian itu tersebar ke mana-mana di seluruh daerah pegunungan Yudea.
66Semua orang yang mendengar tentang kejadian itu bertanya-tanya dalam hati, “Apakah anak ini akan menjadi orang penting?” Mereka bertanya seperti itu karena ternyata TUHAN menyertai dia.
67Kemudian Zakaria— bapak Yohanes, dipenuhi Roh Kudus dan bernubuat seperti ini,
68“Terpujilah TUHAN, Allah Israel. Karena Dia sudah kembali lagi untuk menolong umat-Nya dan membebaskan kita dari musuh-musuh kita.
69Allah sudah memberikan kepada kita seorang Penyelamat yang siap memerintah dengan penuh kuasa, dan yang berasal dari keturunan hamba-Nya Daud.
70Hal itu sesuai dengan rencana Allah yang disampaikan oleh nabi-nabi yang melayani-Nya sejak zaman dahulu.
71Karena mereka menyampaikan bahwa Allah akan menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari kuasa mereka yang membenci kita.
72Dan sekarang terbukti bahwa Allah tidak lupa untuk melakukan sesuai dengan perjanjian-Nya yang suci yang pernah Dia janjikan kepada nenek moyang kita— yaitu untuk menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita.
73Karena Allah sudah berjanji dengan bersumpah demikian kepada Abraham— nenek moyang kita,

74supaya kita dibebaskan dari kuasa musuh-musuh kita, supaya kita dapat melayani Allah tanpa rasa takut,
75dan dengan begitu kita bisa hidup suci dan benar di hadapan-Nya selama kita hidup.
76Dan tentang kamu— anak kecil-ku, kamu akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi, dan kamu akan mendahului Tuhan mempersiapkan segala sesuatu untuk kedatangan-Nya.
77Maksudnya, kamu akan memberitahukan kepada umat-Nya bagaimana caranya supaya mereka dapat diselamatkan melalui pengampunan dosa mereka.
78Jadi, karena kebaikan hati Allah kita, suatu hari yang baru— yaitu Hari Keselamatan dari surga, akan menyinari kita.
79Dengan demikian Allah akan menolong kita yang hidup dalam kegelapan dan dalam ketakutan maut. Cahaya TUHAN itu akan menuntun kita kepada jalan TUHAN, supaya kita hidup dengan perasaan tenang dalam perlindungan-Nya.”
80Yohanes bertambah besar dan rohnya bertambah kuat. Ketika dia sudah cukup dewasa, dia tinggal di padang gurun sampai tiba waktunya untuk menyatakan dirinya kepada bangsa Israel.