Text copied!
CopyCompare
Perjanjian Baru dalam Terjemahan Sederhana Indonesia Edisi Kedua - Ibrani

Ibrani 7

Help us?
Click on verse(s) to share them!
1Melkisedek itu adalah raja kota Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi. Dialah yang bertemu dengan Abraham ketika Abraham dengan teman-temannya kembali dari peperangan mengalahkan semua pasukan tentara dari beberapa kerajaan. Pada hari itu Melkisedek memberkati Abraham.
2Dan Abraham memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari semua harta yang direbutnya dari perang itu. Nama Melkisedek berarti ‘raja keadilan’. Tetapi nama kotanya adalah Salem— yang berarti ‘damai’. Jadi boleh dikatakan juga bahwa dia adalah raja kedamaian.
3Tetapi tidak ada tulisan dalam Kitab Suci mengenai bapaknya atau tempat asalnya. Juga tidak ada keterangan tentang di mana dia dilahirkan atau kapan dia mati. Jadi, imam Melkisedek bisa disamakan seperti Anak Allah sendiri— yang bertugas sebagai imam untuk selamanya.
4Jadi, kita melihat bahwa Melkisedek memang adalah orang yang sangat penting. Karena Abraham— nenek moyang kita yang terkenal itu, memberikan kepadanya sepersepuluh dari semua harta terbaik yang dirampas dalam perang itu.
5Tetapi di kemudian hari, Hukum Taurat mengatakan bahwa “hanya para pelayan Rumah TUHAN— yaitu orang-orang dari suku Lewi, yang berhak menerima persepuluhan dari umat Israel.” Mereka menerima persepuluhan itu dari saudara-saudari mereka sendiri yang sama-sama keturunan Abraham.
6Biarpun Melkisedek bukan orang Lewi, dia menerima persepuluhan itu dari Abraham. Dan Melkisedek juga memberkati Abraham— yaitu nenek moyang kita yang sudah menerima janji-janji Allah.
7Dan kita tahu bahwa orang yang memberkati selalu lebih besar daripada orang yang menerima berkat.
8Juga, pikirkan perbedaan ini: Para pelayan dari suku Lewi itu yang menerima persepuluhan, mereka hanyalah manusia yang akan mati. Sedangkan kesaksian Firman TUHAN tentang Melkisedek, dia hidup selamanya.
9Dan boleh dikatakan bahwa Lewi sendiri— yaitu nenek moyang dari mereka yang berhak menerima persepuluhan, membayar persepuluhan kepada Melkisedek melalui Abraham.
10Karena waktu Abraham bertemu dengan Melkisedek dan memberikan persepuluhan, Lewi belum lahir. Jadi boleh dianggap bahwa Lewi hadir walaupun masih dalam tubuh Abraham.
11Jadi sekarang kita bisa mengambil kesimpulan: Ternyata kesempurnaan rohani tidak bisa dicapai melalui pelayanan para keturunan Lewi— biarpun pelayanan mereka berdasarkan Hukum Taurat. Karena kalau kesempurnaan rohani bisa dicapai melalui mereka, Allah tidak perlu mengutus Imam lain yang tidak berasal dari keturunan Lewi dan Harun.
12Dan kalau Allah mengutus Imam dengan cara yang berbeda dari yang sudah ditentukan, berarti seluruh Hukum Taurat pun harus berubah.
13Maksud saya, Tuhan kita Yesus tidak berasal dari suku Lewi— tetapi dari suku Yehuda. Orang-orang dari suku itu tidak pernah melayani persembahan kurban binatang di atas mezbah di dalam Rumah Allah, dan Musa tidak mengizinkan orang dari suku itu untuk bertugas sebagai imam.
15Perbedaan yang sudah terjadi semakin jelas ketika kita menyadari bahwa Imam yang baru ini adalah seperti Melkisedek.
16Dia diangkat sebagai Imam Agung— bukan karena peraturan lama yang berdasarkan keturunan jasmani, melainkan karena Dia memiliki kuasa yang tidak bisa dibinasakan, yaitu kuasa untuk hidup selama-lamanya.
17Inilah yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Dia, “Engkau mempunyai jabatan sebagai Imam untuk selama-lamanya— sesuai dengan pola pengangkatan imam Melkisedek dahulu.”
18Jadi sekarang kita lihat bahwa Hukum yang lama itu sudah dibatalkan, karena hukum itu terlalu lemah dan tidak berguna.
19Karena dengan menaati Hukum Taurat siapa pun tidak akan pernah menjadi sempurna di hadapan Allah. Tetapi sekarang jalan baru sudah dibukakan bagi kita untuk mencapai apa yang kita harapkan— di mana kita bisa langsung bertemu dengan Allah.

20Dan kita boleh lebih yakin akan jalan baru ini— yaitu melalui Imam Agung kita Yesus, karena Dia disahkan oleh Allah dengan sumpah. Sedangkan para imam lain diangkat tanpa sumpah. Karena Allah bersumpah kepada Yesus seperti yang tertulis dalam Mazmur Daud, “Tuhan sudah berjanji dengan bersumpah dan tidak akan mengubah pikiran-Nya: ‘Engkau mempunyai jabatan sebagai Imam untuk selama-lamanya— sesuai dengan pola pengangkatan Imam Melkisedek dahulu.’”
22Jadi, karena Allah bersumpah seperti itu, nyatalah bahwa perjanjian yang baru dari Allah ini lebih terjamin daripada perjanjian-perjanjian yang lama dengan nenek moyang Israel. Dan nyatalah juga bahwa Yesus sebagai Perantara kita dalam perjanjian yang baru ini.
23Ada juga perbedaan ini: Menurut peraturan-peraturan lama, selalu ada pergantian imam agung, karena setiap imam agung terhambat oleh kematian sehingga tidak bisa meneruskan jabatannya.
24Tetapi Yesus hidup selamanya, jadi sebagai Imam Agung, Dia tidak akan pernah digantikan oleh siapa pun.
25Oleh karena itu, Yesus bisa menyelamatkan dengan sempurna setiap kita yang datang kepada Allah melalui Dia. Karena selamanya Dia hidup, dan selalu siap sedia memohon pertolongan bagi kita kepada Allah.
26Jadi, Yesuslah Imam Agung yang sangat tepat bagi kita! Karena Dia kudus, dan di dalam Dia tidak ada dosa atau kesalahan apapun. Dia juga diangkat ke tempat yang terpisah dari orang berdosa— yaitu tempat yang terhormat di surga.
27Dia tidak seperti para imam yang lain yang perlu mempersembahkan kurban setiap hari. Dan mereka masing-masing harus mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri sebelum melayani kurban untuk dosa orang lain. Tetapi Yesus mempersembahkan hidup-Nya sendiri sebagai kurban hanya satu kali saja untuk selamanya.
28Memang perbedaan ini disebabkan karena Hukum Taurat mengangkat imam agung dari manusia biasa— biarpun dia mempunyai kelemahan. Sedangkan perjanjian yang disertai sumpah Allah dan yang diberikan sesudah Hukum Taurat mengangkat Anak Allah sendiri sebagai Imam Agung. Jadi untuk selama-selamanya Dialah Imam Agung yang sangat sempurna dan tepat bagi kita!