Text copied!
CopyCompare
Perjanjian Baru dalam Terjemahan Sederhana Indonesia Edisi Kedua - Pengkhotbah - Pengkhotbah 7

Pengkhotbah 7:6-27

Help us?
Click on verse(s) to share them!
6Seperti bunyi ranting semak duri yang dibakar di bawah kuali, bunyinya besar tetapi apinya cepat padam, demikianlah tawa orang bebal adalah sia-sia.
7Orang berhikmat yang ditindas bisa menjadi seperti orang bodoh. Uang suap dapat merusak pikiran seseorang sehingga dia mengubah keputusannya.
8Menyelesaikan sesuatu lebih baik daripada hanya memulainya. Panjang sabar lebih baik daripada sombong.
9Jangan cepat marah, karena orang beballah yang menyimpan kemarahan.
10Janganlah bertanya, “Mengapa keadaan yang dulu lebih baik dari pada sekarang?” Itu adalah pertanyaan bodoh.
11Menjadi bijaksana sama baiknya dengan menerima warisan besar. Tetapi keunggulannya adalah kebijaksanaan berguna seumur hidup.
12Hidup bijak sama seperti memiliki uang, keduanya dapat memberi perlindungan. Namun kelebihan hidup bijak adalah dapat menyelamatkan nyawamu.
13Perhatikan apa yang sudah Allah lakukan! Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah apa yang sudah ditetapkan-Nya.
14Ketika hidupmu senang, bergembiralah. Tetapi ketika hidupmu mengalami kesusahan, ingatlah bahwa Allah yang memberikan kesenangan dan kesusahan. Allah sudah mengatur semuanya sehingga tidak seorang pun bisa tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dalam hidupnya.
15Dalam hidupku yang sia-sia ini aku sudah melihat dua hal yang tidak aku sukai. Terkadang seseorang yang baik mati pada waktu masih muda, walaupun dia sudah berbuat baik selama dia hidup. Dan aku juga melihat seseorang yang jahat hidup sampai lanjut usia, walaupun dia tetap berbuat jahat.
16Jadi inilah nasihatku: Dalam hidup ini, janganlah merasa diri paling benar di hadapan Allah, dan janganlah merasa diri paling bijak. Karena dengan demikian kamu akan menghancurkan dirimu sendiri!
17Dan janganlah menyerahkan hidupmu hanya untuk melakukan kejahatan dan kebodohan. Itu hanya membuat kamu lebih cepat mati!
18Jadi lakukanlah nasihatku itu, karena setiap orang yang takut dan hormat kepada Allah melakukannya.
19Jadilah bijaksana! Karena kekuatan orang bijak melebihi kekuatan sepuluh orang pemimpin di kotanya.
20Di bumi ini tidak ada orang benar yang selalu berbuat baik dan tidak pernah berdosa.
21Jangan suka mendengarkan pembicaraan orang secara diam-diam, supaya kamu tidak mendengar pelayanmu menjelekkanmu!
22Ingatlah bahwa kamu juga sering menjelekkan orang lain!
23Tentang segala hal di atas aku sudah berusaha meneliti dengan sangat tekun, karena pikirku, “Biar aku menjadi orang yang paling bijak.” Tetapi aku merasa masih jauh dari ujung yang aku cari itu.
24Kebijaksanaan tentang hal-hal tersebut masih jauh dariku dan terlalu sulit untuk ditemukan.
25Namun aku terus mencari dan belajar tentang kedua hal ini: Berusaha untuk menjadi bijaksana serta menemukan alasan segala sesuatu terjadi. Aku berusaha untuk membuktikan bahwa berbuat jahat merupakan kebebalan. Hanya orang gila yang akan terus hidup secara bodoh.
26Aku melihat bahwa ada perempuan yang suka menggoda laki-laki bagaikan perangkap, dan kedua tangannya seperti rantai besi. Lebih baik mati daripada tertangkap oleh perempuan seperti itu! Orang berdosa akan masuk dalam perangkapnya. Tetapi orang yang ingin menyenangkan hati Allah akan terhindar.
27Sesudah menyelidiki kedua hal tersebut dari berbagai segi, aku— penulis yang juga sebagai penasihat, ingin menyimpulkan hasil penyelidikanku, bahwa:

Read Pengkhotbah 7Pengkhotbah 7
Compare Pengkhotbah 7:6-27Pengkhotbah 7:6-27